Senin, 25 April 2016

Cerpen - Ini Jalannya

“Bang, Abang Mau ?” Tawar Asmi Pada Laki-laki yang sedang duduk di Pintu Kamar. Haikal menoleh pada Asmi yang sedang berdiri di sampingnya, Asmi memegang Kue Coklat tangannya, Kue Coklat dari Toko Roti yang cukup terkenal di Kota ini, semua orang di kota ini mengenal toko roti itu.

“Oh ya, Enak nih, Donatnya. Mau banget donk.” Canda Haikal pada anak Oom nya itu, Haikal mengambil Donat itu dan memakannya. Di samping ia Juga sangat Lapar, karena dari pagi belum makan, Rasanya Kue Coklat itu juga sudah lama ia tidak memakannya. Asmi memperhatikan Anak Tantenya itu, ada sesuatu yang ia Rasakan melihat Abang sepupunya itu. Tapi ia tak bisa mengatakannya, Mulutnya terkunci, tapi bukan ia tak mengerti karena ia masih kecil, Cuma ia hanya belum bisa memahaminya. Di dalam kamar Haikal mendengar Lamat-lamat suara Oomnya memarahi Asmi karena Asmi meminta jatah Kue Donat Satu Lagi.

Haikal tidak begitu memahami apa yang terjadi dengan ke adaan di rumah ini, tapi entah kenapa sejak Enam Bulan terakhir ia merasa Rumah Oom nya ini sudah tidak menerimanya lagi, tapi ia sadar disini ia hidup menumpang, untuk itu ia berusaha menamatkan Kuliahnya secepatnya, apalagi sekarang ia sudah melewati Sepuluh semester di kampusnya.
“Asmi. Abang Lapar lo. Nasi ada tapi sambal gak ada” Kata Haikal pada Asmi suatu hari.
“Sambal ada Bang, Tapi di Kunci, Asmi gak punya Kuncinya..!” Jawab Asmi dengan nada memelas.
“Oh, Ya Sudah. Abang Beli Mie aja..!” Jawab Haikal pendek, Haikal Memeriksa dompetnya, Hanya ada Satu Lembar uang Dua Puluh Ribuan, Ia tidak meiliki uang Lagi selain dari ini, kalau ia Belikan ke Mi Instan, uang itu akan kurang untuk beli Minyak motor dan Simpanan sekedar untuk menambal ban di jalan kalau Bocor. Tapi ia sangat lapar karena dari tadi malam juga tidak makan.

“Asmi, Abang Bikin mie rebus nih, Asmi mau. Enak lho.” Canda Haikal pada Asmi. Di antara Tiga orang Anak oom nya, Haikal hanya Akrab sama Asmi, dari pada Edo dan Yogi. Edo dan Yogi lebih banyak mencuekkannya dan tidak lebih peduli padanya.
Haikal muntah-muntah di kamarnya, Asmi datang sambil membawakan segelas Air, “Abang Sakit ya ?” Tanya Asmi, Haikal menggeleng dan meminum Air yang di sodorkan Asmi. “ Apa Abang lapar ?, Abang kan Gak bisa makan mie, klo makan mie kan Suka Muntah.” Kata Asmi, Haikal diam. Ia tidak ingin Asmi berpikiran buruk pada Orang Tuanya.

Haikal, mengingat semua kejadian itu dan tersenyum ketika bayang-bayang Pahit itu bergelayut di pikirannya. Hari ini ia melihat seorang Gadis Cantik berjilbab berada di Rumahnya. dan tinggal bersamanya. Sepuluh tahun yang lalu ia masih melihat gadis itu begitu sering menatap Iba kepadanya. Hari ini Gadis Kecil itu telah masuk kuliah, dan sekarang tinggal bersamanya. Ia tidak mau gadis itu merasakan kelaparan dan rasa tidak enak hati selama tinggal di rumahnya, Haikal tahu Istri dan Anak-anaknya juga sangat senang akan keberadaan Asmi di rumah ini.

Kejadian Sepuluh Tahun itu adalah pelajaran hidupnya dan Hari ini ke ihklasan akan Hidup menumpang yang akan di ajarkannya

Sumber : http://rantaudemister.blogspot.co.id/2015/04/cerpen-500-kata-ini-jalannya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar