PROSES PENGELOLAAN PERUBAHAN:
Proses pengelolaan perubahan hams mencakup dua gagasan dasar untukmencapai efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur
organisasi, kedua restribusi ini dihasilkan dan proses perubahan yang bersifat
pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan:
1. Tekanan dan desakan.
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya
kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan
penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.
2. Intervensi dan Reorientasi:
Digunakan untuk memmuskan masalah dan memulai proses dengan
membuat para anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada
masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal
yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai
konsultan atau pengantar perubahan.
3. Diagnosa dan pengenalan masalah:
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana penting dan tidak penting.
4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian'.
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah
yang di-ketemukan dan masuk akal dengan menghindari "metode-metode
lama yang sama". Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi,
sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan dan Hasil.
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala
kecil dan hasilnya dianalisa.
6. Pungutan dan Penerimaan.
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara
sukarela dan harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.
. Di dalam buku itu Peters menunjukkan sejumlah faktor penekan ('pressure factors') yang dihadapi oleh
organisasi-organisasi modern, di mana faktor-faktor inilah yang dianggap telah
mempengaruhi lingkungan organisasi sehingga mengacaukan kinerjanya. 'Pressure factors' tersebut antara lain:
1. Berkembangnya
revolusi teknologi dengan berbagai inovasinya yang menyangkut desain atau
rancangan, pembuatan atau proses produksi, serta distribusi dari produk-produk
baik barang maupun jasa. Contohnya, merancang dan memproduksi barang dengan
menggunakan (bantuan) komputer, adanya jaringan elektronik yang mencakup
prosedur kerja seperti penggunaan LAN (Local
Area Network), keterlibatan para pelanggan, dan juga para pemasok.
2. Adanya
persaingan yang sangat ketat dengan negara-negara yang industrinya sudah
berkembang pesat atau dengan negara-negara yang industrinya baru berkembang,
seperti antara Amerika atau Jerman dengan
Jepang, Korea, dan Cina dst.
3. banyaknya
organisasi yang melakukan merger atau penyatuan usaha, melakukan akuisisi,
divestasi, 'leverage buy-outs', 'joint venture', berkaitan dengan jatuh
bangunnya sebuah bisnis.
4. Adanya
permintaan konsumen atas barang dan jasa yang semakin tinggi, serta berkaitan
dengan kualitas produk dan 'convinience'.
Convinience di sini terutama terkait dengan masalah kemudahan dalam
mendapatkan produk tersebut.
5. Pengaruh
globalisasi yang terasa dampaknya pada bidang bisnis, nilai tukar uang,
kebijakan perdagangan, dan situasi politik yang kesemuanya semakin menyatu,
berubah dengan cepat, serta tidak dapat diandalkan (volatile), misalnya tidak dapat diandalkan untuk dijadikan dasar
prediksi bisnis.
6. Tenaga
kerja yang menuntut untuk semakin terlibat di dalam berbagai kegiatan
organisasi, dan menuntut hak untuk ikut memtuskan apa yang paling cocok bagi
mereka untuk dikerjakan, hal ini terutama terkait dengan 'reward system', serta berkaitan juga dengan peningkatan yang sangat
cepat menyangkut jumlah keluarga yang memiliki dua sumber penghasilan.
7. Tuntutan
masyarakat atas penurunan pajak, berkurangnya kontrol pemerintah atas berbagai
hal yang menyangkut pajak di mana masyarakat sangat berharap agar pemerintah
tanggap atas semua tuntutan itu.
Berbagai faktor di atas itu yang
seringkali saling berkaitan, implikatif, di mana semua dapat berubah secara
cepat sehingga membuat keadaan menjadi tidak menentu ('uncertainty'). Hal ini pulalah yang merusak dan mengacaukan
kinerja organisasi perusahaan manufaktur dan industri jasa, yang menyangkut
kinerja organisasi-organisasi perusahaan manufaktur dan industri jasa
pemerintah dan swasta.
Pengembangan organisasi memang
memegang peranan penting dalam membantu organisasi untuk mengubah dirinya
sendiri, melalui strategi yang sangat terencana dan dengan prediksi masalah
yang kemungkinan dapat diatasi melalui solusi-solusi yang diberikan.
Pengembangan organisasi juga menolong organisasi untuk dapat mengetahui
berbagai kelemahan yang dimiliki organisasi dengan tujuan untuk membangun
kembali strategi, struktur, dan proses yang selama ini telah dijalankannya. Ia
juga membantu anggota organisasi untuk lebih dapat menyelami perubahan dan
mengelola asumsi-asumsi serta nilai-nilai yang mendasari kinerja organisasi.
Dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan pegawai, pengembangan organisasi
dapat membantu untuk meningkatkan karir pegawai dan meningkatkan kualifikasi
pegawai, serta dapat mempererat jalinan hubungan dan kerjasama antara pegawai
dan pihak manajemen. Lebih jauh lagi, pengembangan organisasi sangat berperan
di dalam pengawasan (supervisi), dalam meningkatkan dan mengembangkan kinerja
staf dan kinerja organisasi, serta berperan dalam mengenalkan metode-metode
baru dalam memberikan konseling. Ia juga membantu staf untuk bekerja secara
efektif dan efisien, membantu membina hubungan kerja yang efektif sehingga
dapat menunjukkan kepada semua pegawai bagaimana sebenarnya bekerja dengan
orang lain secara efektif dalam memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
memberi solusi yang tepat.
Jadi jelas bahwa pengembangan
organisasi sangat penting bagi mereka yang merencanakan dan berupaya
meningkatkan karir profesional baik sebagai konsultas internal maupun sebagai
konsultas eksternal yang akan berpraktek bagi organisasi-organisasi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar